Cerita Pendek Sapi Berterima Kasih


Pengarang : ms wijaya
                        Terima Kasihku
   "Inilah tugas kita nak, sekaligus tujuan hidup kita di dunia ini" ujar bapak saat itu, dan itu untuk terakhir kali aku berbicara serta bertemu dengannya. Sejak itu aku selalu bertanya dalam hatiku benarkah memang seperti itu? Sampai datang hari ini dan aku memahami kalimat ayah tersebut.

   Takbir sejak semalam menggema dimana-mana mengagungkan Rabb yang maha besar. Aku tak bisa tidur sejak semalam hingga pagi menjelang kini. Ucapan terakhir bapak menggema dikepalaku, namun bukan kebencian dan tanda tanya lagi yang menghiasi di hatiku. Takbir itu membantuku berdamai dan menggenapi pertanyaanku.

   Allah Akbar! Allah Akbar! Allah Akbar!Iaa ilaaha Illaahu Wallaahnu Akbar

   Tidak terasa air mataku membuat aliran sungai kecil yang membelah kedua belah pipiku. Ini kah rasanya berdamai dengan pertanyaan yang selalu berkecamuk dihati? Saat berhenti bertanya ternyata kita telah menemukan jawabannya dalam diri ini.

  Rabb-ku, tuhan semesta alam selalu mempunyai tujuan dalam setiap penciptaannya. Termasuk aku, aku beruntung dibesarkan dengan baik dan sempurna sehingga aku menjadi yang terpilih. Terpilih mendapatkan kehormatan yang tiada tara dari berjuta-juta makhluk lainya di muka bumi ini. 

 Orang-orang disekitarku menatapku dengan iba, karena mereka tak mengerti dan tak sempat bertanya mengapa. Ini adalah air mata bahagia, air mata lega yang membuatku mengikhlaskan segalanya. Remang-remang ku dengar anak kecil di depanku berseru kepada bapaknya "Pak, Sapinya nangis mau di sembelih"

 Aku tertunduk meringkuk mengikuti arahan sang pembebas yang bersiap memberikanku kebebasan yang haqiqi. la mengucapkan doa-doa yang menghilangkan rasa sakitku. Bahkan tak kurasakan sama sekali sakitnya, aku melihat malaikat bersayap indah segera mengangkat jiwaku sebelum kesakitan menyentuh ujung sarafku. Terima kasihku sekali lagi padamu yang telah memilihku, memberikan kehormatan untuk menuntunmu kelak di alam yang di janjikan Rabb-ku Rabb kita semua.

 Engkau membebaskan aku dari ketakutanku menjadi makanan beku, kini setiap inci tubuhku akan menjadi rahmat bagi seluruh umat. Mengepulkan beberapa dapur yang telah lama mati. Menjadi tumpukan daging kecil di bawah kulit anak yatim. Dan kulitku akan menjadi beduk yang ditabuh setiap takbir hari raya atau setiap azan tiba. Terima kasihku, dan akan-ku tunggu kau disana. Dan ku bantu menyebrangi jembatan menuju surgamu.

1 Komentar