10 tips dasar public speaking

Prinsip dasar public speaking

    Setiap manusia terlahir dibekali dua sifat alamiah, yaitu sesuatu yang tidak bisa diubah dan dibawa sejak lahir, seperti kelamin, tempat lahir, dan nama orangtua.  Ada pula sifat yang bisa diubah dan dikembangkan, seperti tingkah laku, keahlian, dan ilmu pengetahuan.  Kemampuan berbicara di muka umum (berbicara di depan umum) merupakan salah satu penunjang percaya seseorang.  Berbicara di depan umum adalah kemampuan yang penting yang harus dimiliki semua orang tanpa kecuali.      

public speaking

      

     Keterampilan ini tidak berkaitan dengan dengan profesi tertentu.  Namun, di era kompetisi yang serba cepat seperti sekarang, semua profesi menuntut kita untuk dapat berbicara di muka umum untuk melakukan presentasi, pidato, pembawa acara, dan lain sebagainya.  Banyak yang beranggapan kemampuan berbicara di muka umum adalah sebuah BAKAT.  Padahal, ia BISA DIPELAJARI! Persiapan yang matang dan latihan, adalah kunci keberhasilan berbicara di muka umum.

Berikut ini tips dasar dalam berbicara di depan umum :

1. Menarik dan nyaman

    Menarik adalah satu tingkat di atas benar.  Banyak pakar / ahli yang menyampaikan kebenaran suatu ilmu yang ia terima.  Namun, tanggapan dari audiens.  Mengapa?  la menyampaikannya hanya terhubung "benar", tidak diolah lebih dalam.

  Cara pandang, teknik penyampaian, dan eksekusi yang menarik yang mudah dipahami dan diingat sesuai tujuan pembicara publik akan membuat audiens dengan respons yang lebih positif dari kenyamanan publik akan Anda dapati ketika perasaan yang Anda dapat saat menyampaikan pendapat  dan pola pikir di depan publik sama seperti saat Anda berbicara dengan adik atau kakak Anda.  Tanpa tekanan.  Ketika Anda merasa nyaman, jumlah pendengar, kan lagi masalah bagi Anda.  Anda siap?

2. Publik speaking yang benar adalah saat pesan diterima dengan benar, pendengar menerima dengan antusias

    Dibutuhkan fakta bahwa tak terbantahkan terlebih dahulu dari hal yang akan disampaikan. Misalnya, hadirkanlah data-data teruji atau suatu uji klinis.  Kemas dan sampaikan dengan penyampaian, cara pandang, dan eksekusi yang mengukur fakta tadi menjadi lebih mudah diserap dan diingat.  Bahkan, pendengar akan muncul dengan antusiasme dan semangat.  "Lebih! ... Lagi!"

3.Dahulu menatap mata lawan bicara dianggap tidak sopan, namun kini menjadi sebuah keharusan, sebagai bentuk espresi penghargaan

    Tatap matanya!  Faktor etika dan budaya membuat kita terbiasa menatap langsung mata lawan bicara yang lebih dewasa.  Sebenarnya, menatap mata lawan bicara dengan ekspresi penuh perhatian ketika kita berbicara adalah hal yang wajib dilakukan.  Selain sebagai ekspresi penghargaan, hal ini juga membantu konsentrasi dalam menangkap maksud pesan yang disampaikan oleh lawan bicara.

4. Jika takut memulai public speaking, Mulailah menyampaikan pendapat kepada dua orang kemudian amati yang terjadi.

    Sebagai latihan, cobalah berbicara dengan teman atau kenalan Anda tentang apa pun.  Cermati yang selalu jadi Anda saat berbicara dengan mereka.  Lakukan secara bertahap dengan jumlah orang yang lebih banyak.  Mulai dari reuni, berbicara di depan kelas, atau rapat keluarga.  Mulailah dari audiens yang Anda anggap masih nyaman.  Bertahap.

5. Public speaking bukan berarti banyak bicara. Namun tepat waktu dan tepat kata.

    Mungkin kita pernah bertemu seseorang yang tak pernah berhenti berbicara di berbagai kesempatan. Padahal, jika dicermati, tak satu pun pembicaraannya yang penting atau berisi.  Itu namanya banyak bicara, bukan public speaking.

  Ya, banyak memang yang menganggap berbicara publik telah mengumpulkan faktor bakat, terutama bakat banyak bicara.  Berbicaralah secara tepat waktu dan tepat kata.  Hendaklah mengerti kapan dan bagaimana menyampaikan buah pikiran.  Ada baik, Anda berlatih menggunakan pilihan kata yang tepat sesuai karakter dan kondisi pendengar.  Ssssstt .. istirahatkan mulut Anda!  Berbicara tanpa henti.

6.Ungkapkan kepintaran dan kecerdasan anda dalam public speaking yang meyakinkan. Jangan biarkan terpendam.

    Banyak pakar / ahli bertitel tinggi yang kala menyampaikan presentasinya seakan tidak “memancarkan" kecerdasan / kepintaran yang dimilikinya. Presentasi dan argumen dia sampaikan seakan untuk diri sendiri saja.

 Dia seakan bergumam, tidak ada kontak bahkan interaksi dengan auadiens. Dia hanya menyampaikan, audiens pun menanggapinya dengan dingin. Dari sisi sang pakar, dia melaksanakan penyampaian materi presentasinya, namun ini sebuah kegagalan dari ekspektasi tinggi audiens terhadap kehadiran pakar tersebut Ilmu tidak tersampaikan Mubazir.

7. Just the way you are? Tidak lagi. Jadilah just the better you are.

    Kalimat tersebut sering Anda dengar sejak lama.  Namun, ketika persaingan sudah semakin ketat dan meruncing, dibutuhkan satu usaha yang lebih 'agar bisa hadir dan eksis dalam kehidupan.

 Seorang istri bertanya kepada suaminya, apakah sang suami masih mencintainya jika ia memakai fashion yang sama dengan yang ia kenakan ketika mereka pertama bertemu,  Pilihan jawaban ada dua: 

a. Suami yang baik akan menjawab, "Kamu tetap cantik.  Sama seperti ketika aku ber- temu kamu pertama kali. "

b. Suami yang jujur ​​akan menyatakan," Apakah ada aksen lain yang akan membuat kamu lebih cantik?  Aksesori mungkin? "Sang suami membutuhkan perubahan positif mengikuti perkembangan zaman. Kompetisi. Oh iya ... suami jujur, menurut saya, pasangan suami pemberani, ya.

8. Teknik berbicara menunjang penampilan karakter diri untuk bertakhta.

Isi dan cara berbicara seseorang yang inginnya men- mencerminkan karakter dirinya.  Seperti seseorang dengan cara tinggi yang pasti akan berbicara dengan wibawa dan karisma yang seharusnya.  Tidak jarang kita menemukan pribadi yang berada dalam posisi puncak namun mempunyai cara bicara yang santun dan inspiratif.

  Dia sangat dicintai bawah- annya dan disegani mitra serta kolega bisnisnya.  Terbukti bukan?  Anda tidak perlu memaksakan diri menciptakan kesan berwibawa agar disegani dengan cara yang tidak Anda sukai.  Bersikaplah pe- mimpin dengan cara yang membuat Anda nyaman, yaitu layak dengan menjadi diri sendiri.  Jadilah sukses dan tetap menjadi diri sendiri .. kare- na hidup cuma sekali.

9. Kecerdasan terkalahkan oleh keberuntungan. Kemampuan terkalahkan oleh keberanian. Terima itu

Sekalipun Anda memiliki kecerdasan untuk menyampaikan informasi dalam suatu presentasi plus kemampuan berbicara di depan umum, kadang itu pun tak cukup untuk membuat ke- beruntungan berpihak kepada Anda.  Slip of the tounge (shalat ucap), kondisi fisik yang tidak prima lawan bicara yang sedang mengalami masalah di rumah akan menjadi faktor penolak keberuntungan Anda dalam presentasi.

  Kemampuan public speaking Anda akan termentahkan ketika la- wan talk Anda berinvasi dan ofensif (menyerang tanpa etika), entah karena masalah yang dihadapinya di luar hubungan de- ngan Anda atau yang lainnya.  Butuh strategi khusus untuk meng- hadapinya.  Di intervensi adalah melakukan survei mengenai ka- rakter lawan bicara hingga cara menundukkannya.  Analisislah.  Dalam menghadapi musuh yang 'ganas' justru yang dibutuhkan strate- gi yang berlawanan 180 derajat terhadap karakter.  Cari celah dan sisi lemah agar Anda bisa masuk dan bahkan berdamai 'dengannya.  Mengalah untuk menang.

10. Dalam benak anda jadikan kata sukses sebagai bagian dari kebiasaan dan sisipkan pada nama tengah anda.

Bila Anda sehat di pagi hari dan dalam sehari ada lima rekan yang mengatakan bahwa Anda terlihat pucat dan akan sakit, ujung hari Anda bisa benar-benar menjadi kurang sehat.  Afirmasi.  Sugesti.  Pikiran bawah sadar Anda merespons kalimat dari luar tubuh dan menerima itu.

  Fenomena itu bisa Anda gunakan untuk memotivasi diri sendiri agar menjadi sukses.  Biasakan untuk menyapa diri Anda saat ber- cermin di pagi hari dengan kata 'sukses'.  Bacalah kisah orang sukses.  Berkenalan dan bergaullah de- ngan orang sukses.  Bahkan, jadikan kata 'sukses' sebagai nama tengah Anda.  Cobalah sekarang.


sumber : Buku speak for succes karya ferly junandar

0 Komentar